Sabtu, 21 Juni 2014

WAHABI SEKTE BENGIS
Oleh: Syaikh Idahram

Dusta Firanda ke-2, dia berkata:
“Sungguh terlalu banyak fitnah dan tuduhan dusta yang telah dilontarkan kepada beliau (pendiri Wahabi, Ibnu Abdul Wahab). Di antara tuduhan yang santer ditempelkan kepada beliau, yaitu sebagai berikut:
a.  
b.   Tuduhan bahwasanya beliau adalah suatu sekte yang bengis, yaitu sekte Khawarij yang telah dikabarkan oleh Nabi s.a.w. dalam banyak hadis-hadisnya.”[1]
Sesungguhnya apa yang telah disampaikan Syaikh Idahram dalam bukunya “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” bukan tuduhan dusta, tetapi kenyataan berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Mari kita buktikan kembali dengan membuka kitab-kitab Salafi Wahabi, apakah Wahabi bengis atau tidak?! Jangan asal bicara! 
Pertama, lihat dalam buku di tangan pembaca ini pada pembahasan tentang pembantaian Wahabi terhadap ribuan jamaah haji dan warga sipil, silahkan lihat pada judul: “Fakta Pembantaian Jamaah Haji” di halaman 149 dan “Pembunuhan & Pembantaian Ribuan Orang” di halaman 181.
Kedua, ulama-ulama sejarah yang menyatakan, Wahabi telah memerangi dan membunuhi kelompok lain yang tidak sepaham dengan mereka dari umat Islam di Jazirah Arab dan sekitarnya, bukan hanya ulama-ulama di luar Wahabi, melainkan juga para sejarawan Wahabi yang berbangga dengan kenyataan itu! Seperti Utsman Ibnu Bisyr dalam bukunya Unwan al-Majd dan Hussein ibnu Ghannam dalam bukunya Tarikh Najd.
Baiklah, kami nukilkan sedikit saja dari bentuk-bentuk penyerangan dan pembunuhan yang dilakukan Wahabi, sebagai gambaran sejauh mana kebengisan mereka. Selebihnya bisa pembaca buka sendiri buku-buku sejarah yang ditulis oleh ulama-ulama Wahabi.[2] Bahkan ada buku sejarah Wahabi yang penulisannya berdasarkan dikte, pantauan dan bimbingan dari pendiri Wahabi itu sendiri, Ibnu Abdul Wahab, yaitu kitab Tarikh Najd karya Ibnu Ghannam.
Sebelum menukilkan bentuk-bentuk penyerangan dan pembunuhan yang dilakukan Wahabi, kami sampaikan terlebih dahulu bukti ilmiah dari buku-buku Wahabi tentang sejauh mana peran Ibnu Abdul Wahab dalam penyerangan dan pembantaian terhadap umat Islam, yang mereka namakan sebagai jihad:
Kitab Unwan al-Majd halaman 184. Semua Penyerangan dan pembunuhan Wahabi terhadap kaum muslimin atas perintah pendiri Wahabi, Ibnu Abdul Wahab, bahkan dia yang menyiapkan pasukannya:

 Ibnu Abdul Wahab rahimahullah, dialah yang menyiapkan pasukan-pasukan, mengirim kompi-kompi (satuan-satuan militer) ke hadapan Muhammad ibnu Saud rahimahullah, menyurati penduduk-penduduk negeri dan menerima balasan surat mereka, menerima para tamu dan orang-orang yang datang kepada keduanya (Ibnu Abdul Wahab dan Ibnu Saud), keluarnya berbagai perintah dari sisinya, sehingga membuat penduduk Najd tunduk dan mengikuti(nya) untuk melakukan kebenaran.[1]

Kitab Unwan al-Majd halaman 45-46 menyatakan bahwa, Perintah jihad (baca: perintah perampokan dan pembantaian terhadap umat Islam) datang dari pendiri Wahabi, ibnu Abdul Wahab, dan jihad pertama diikuti oleh hanya 7 penunggang kuda:
 

Kemudian Syaikh itu –yakni Muhammad ibnu Abdul Wahab–memerintahkan jihad melawan orang yang menentang ahli Tauhid, mencacinya dan mencaci keluarganya. Dia mengajak mereka (para pengikutnya) untuk jihad, maka mereka pun berjihad. Pasukan pertama menunggang tujuh tunggangan. Ketika mereka menungganginya dan memacunya terlalu cepat, mereka jatuh terpelanting dari pelananya, karena mereka belum terbiasa menunggangnya. Kemudian mereka menyerang sebagian penduduk yang diyakini sebagai Arab kampung, sehingga kembali dengan (selamat) membawa harta ghanimah. [1] 
Kitab Unwan al-Majd halaman 46 menyatakan bahwa, Semua keputusan strategis terkait perintah penyerangan, penyerbuan dan pembantaian terhadap umat Islam yang tidak sepaham berada di tangan pendiri Wahabi, Ibnu Abdul Wahab

“Ghanimah seperlima, zakat dan apa yang dibawa ke Dir’iyah dari barang-barang yang murah sampai yang mahal semuanya diberikan kepada Muhammad ibnu Abdul Wahab. Dia meletakkan semua harta-harta itu sekehendaknya. Abdul Aziz (anaknya Muhammad ibnu Saud) maupun lainnya tidak mengambil harta itu kecuali atas perintahnya. Maka di tangannyalah kekuasaan al-hal wa al-aqd (pengambilan keputusan), perintah mengambil, memberi, maju dan mundur. Tidak ada perintah dari Muhammad (yakni Muhammad ibnu Saud) dan Abdul Aziz (anaknya) kecuali setelah ada perintah dan izin dari Ibnu Abdul Wahab.[1]

Di bawah ini contoh-contoh penyerangan dan pembantaian yang dilakukan Wahabi terhadap penduduk muslim di Jazirah Arab dan sekitarnya, yang mereka klaim sebagai jihad dan menjarah hartanya sebagai ghanimah:

1.    Dalam kitab Unwan al-Majd karangan Ibnu Bisyr, sejarawan Wahabi yang hidup sezaman dengan pendiri Wahabi, disebutkan nama-nama korban yang dibunuh oleh Salafi Wahabi berinisial nama muslim seperti: Hamad ibnu Ali Nashir (penduduk Riyad pada kejadian tahun 1158, halaman 52), Musa ibnu Abdul Qadir (tokoh masyarakat Riyad pada kejadian tahun 1161 H, halaman 56), Muhammad ibnu Ghannam, Muhammad ibnu Hamad, Daud (penduduk Huraimila kejadian tahun 1161 H, halaman 57), Muhammad ibnu Salamah (penduduk Tsarmada pada kejadian tahun 1161 H, halaman 59), Abdullah ibnu Subait (penduduk Riyad pada kejadian tahun 1162 H, halaman 59), Abdullah ibnu Sulaiman dan Sulaiman ibnu Jabir (penduduk Diriyah pada kejadian tahun 1163 H, halaman 61) Ali ibnu Zamil (pemimpin negeri Watsitsiyah pada kejadian tahun 1163, halaman 62), para ulama Dorma yaitu Umar al-Faqih tinggal di Dorma asal Tamim, Rasyid al-Azari dan Ibnu Isa (penduduk Dorma pada kejadian tahun 1164 H, halaman 63), Hamad ibnu Utsman al-Hazzani (penduduk al-Hariq, kejadian tahun 1165 H, halaman 64), Abdul Karim ibnu Zamil pemimpin negeri Atsitsiyah (beliau dijadikan tawanan, pada kejadian tahun 1168 H, halaman 70), para tokoh Huraimila: Muhammad ibnu Hamad ibnu Muhammad ibnu Sulaiman, Hasan ibnu Abdurrahman, Ibrahim Ibnu Khalid, Ibrahim ibnu Abdul Wahab ibnu Abdullah (kejadian tahun 1168 H, halaman 71), Hamad al-Maiy (penduduk Syaqra pada kejadian tahun 1170 H, halaman 74), Shalih ibnu Na’ran (penduduk Riyad pada kejadian 1170 H, halaman 75), Muhammad ibnu Dughaitsir dan Muhammad ibnu Mani’ (penduduk Tsadiq, pada kejadian tahun 1170 H, halaman 76), Abdul Muhsin  anak emir Ibrahim ibnu Sulaiman (penduduk Tsarmada pada kejadian tahun 1171 H, halaman 77), Hamud ibnu Majid (penduduk Riyad pada kejadian tahun 1171 H, halaman 78), Ali ibnu Dakhan (penduduk Majmaah pada kejadian tahun 1173 H, halaman 83), Audah ibnu Ali (penduduk Na’jan pada kejadian tahun 1173 H, halaman 83), Hamad ibnu Sauda, Abdurrahman al-Harish (penduduk Riyad pada kejadian tahun 1174 H, halaman 86), Saad ibnu Muhammad ibnu Faris (penduduk Manfuhah pada kejadian tahun 1175 H, halaman 86), Rasyid dan Hamad anak-anak Ibrahim ibnu Sulaiman, Imam penduduk Tsarmada: Muhammad ibnu Id (penduduk Tsarmada pada kejadian tahun 1180 H, halaman 101), Nashir ibnu Utsman ibnu Muammar, Ali al-Fisham (penduduk Al Murrah pada kejadian tahun 1181 H, halaman 106), Abdullah ibnu Hamad ibnu Zamil (penduduk Unaizah pada kejadian tahun 1181 H, halaman 106), saudara-saudar Hamad ibnu Utsman (penduduk majma’ah pada kejadian tahun 1183 H, halaman 113), Abdullah as-Sari, Muhammad ibnu Faiz (penduduk Riyad pada kejadian tahun 1186 H, halaman 118), dan lain-lain.
Seleksi nama-nama berinisial muslim ini kami cukupkan sampai halaman 118 saja dari kitab Unwan al-Majd, karena masih terlalu banyak sisanya. Data nama-nama di atas baru sebagian kecil dari data yang ada dalam kitab sejarah Wahabi “Unwan al-Majd” yang terdiri dari 1083 halaman (dari 2 jilid buku, jilid pertama 485 halaman dan jilid kedua 598 halaman). Sudah begitu, tragedi pembunuhan oleh Salafi Wahabi ini banyak yang tidak menyebutkan nama-nama korban, melainkan hanya menyebutkan kata “banyak yang terbunuh dari kelompok musuh”.
Dari kesimpulan di atas, nyata dan jelas bahwa orang-orang yang dibunuh Wahabi adalah, orang-orang Islam. Bahkan bisa dipastikan, mereka semuanya orang-orang Islam. Kenapa begitu? Karena orang-orang Arab yang hidup di masa itu tengah berada di abad ke-18 Masehi, di mana mereka telah beragama Islam dan tidak menganut agama Hindu, Budha, Konghucu atau Kristen. 
Mari kita lihat lebih dalam contoh dari modus-modus pembunuhan Wahabi terhadap kaum muslimin di atas. Berikut ini kami nukilkan gambar teks apa adanya dari kitab Ibnu Bisyr al-Wahhabi tersebut:
  
Dan dibunuh sejumlah orang dari para tokoh kaum emir Dorma (yaitu): Umar al-Faqih, Rasyid al-Azawi dan Ibnu Isa. Karena mereka adalah para da’i agama di sisinya. Mereka memiliki kekayaan dan harta, maka diambil harta (dan kekayaan) mereka (sebagai ghanimah). Tidak sampai lebih dari empat bulan setelah kejadian ini hingga emir Dorma dan anak-anaknya dibunuh, Habdan, sultan dan (juga) orang-orang selain mereka dari para penolongnya.[1]


 

Dibunuh pada hari itu para tokoh Huraimila: Saudaranya Munais (yaitu) Muhammad ibnu Hamad ibnu Muhammad ibnu Sulaiman, Hasan ibnu Abdurrahman, Ibrahim ibnu Khalid, Ibrahim ibnu Abdul Wahab ibnu Abdullah dan yang lainnya. Sulaiman ibnu Abdul Wahab saudaranya Syaikh Ibnu Abdul Wahab (pendiri Wahabi) kabur (dari kejaran Wahabi) dengan berjalan kaki.”[1]

1.    Kami coba paparkan di sini di antara contoh-contoh penyerangan Wahabi dalam bentuk cerita utuh, agar menjadi gambaran pembaca:
Kitab Unwan al-Majd halaman 155: 

 

Kejadian tahun 1199 Hijriyah.
Saud bergerak menuju Kharaj. Kemudian masuk tahun 1199 Hijriyah. Pada tahun itu Saud bersama tentara-tentara kaum muslimin (baca: kaum Wahabi) berjalan ke arah Kharaj. Di tengah perjalanan disampaikan kepadanya bahwa, kafilah besar dari penduduk Kharaj dan lainnya muncul dari (arah) Ahsaa. Maka Saud pun mengintai mereka dengan sasaran Tsulaima, mata air terkenal di dekat Kharaj. Kafilah datang dalam keadaan haus (menuju mata air untuk minum). Seketika pasukan Saud mendatangi mereka dengan menunggang kuda dan berjalan kaki ke mata air, menyerang dan membunuhi mereka. Kemudian terhenti sejenak disebabkan lokasi terjal. 


BERSAMBUNG... 




[1] Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd, op. cit., hal. 71.


[1] Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd, op. cit., hal. 63.


[1] Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd, jilid 1, op. cit., h. 46.

[1] Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd, op. cit., hal. 45-46.


[1] Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd, op. cit., hal. 184.


[1] Firanda Andirja Abidin, op. cit., hal. xvii.
[2] Buku-buku sejarah yang ditulis oleh ulama-ulama Wahabi tersebut telah kami berikan alamat unduhannya atau alamat downloadnya dalam buku di tangan pembaca ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget