FIRANDA LAGI-LAGI BERDUSTA
TANPA RASA MALU & BERDOSA
Oleh: Syaikh Idahram
Dusta Firanda ke-19, dia berkata:
“Kerajaan Arab Saudi yang merupakan
gudang dan markas kaum Salafi Wahabi, apakah benar kerajaan Arab Saudi
sedemikian bengisnya? Suka menumpahkan darah? Suka membunuh, bahkan membunuh
para ulama? Apakah jika ada orang yang berselisih dengan kerajaan Arab Saudi
serta-merta langsung dibunuh? Apakah kerajaan Arab Saudi hobi menumpahkan darah
jamaah haji?”[1]
Dari perkataannya di atas, ada beberapa kemungkinan
tentang jati diri Firanda:
Pertama, dia sengaja berdusta untuk ke
sekian kalinya, sebab dia mengaku telah membaca dan mengecek semua buku yang
dijadikan rujukan oleh Syaikh Idahram.[2] Kedua, dia keras kepala dan malu untuk
mengakui kebenaran. Meskipun perkara itu sudah jelas di depan matanya. Ketiga, mungkin dia memang benar-benar tidak
tahu (baca: bodoh) tentang hal itu tetapi pura-pura mengetahuinya (baca: pandai).
Kesemua kemungkinan-kemungkinan itu tetap saja namanya
kebohongan. Pertanyaan-pertanyaan Firanda yang menafikan adanya pembunuhan umat
Islam oleh Wahabi di atas sudah terjawab secara tuntas dan terang-benderang pada
pembahasan-pembahasan lalu dalam buku ini.
Sesungguhnya kasus-kasus pembunuhan yang dilakukan
Salafi Wahabi bukan hanya diakui para sejarawan non Wahabi, tetapi juga oleh para
sejarawan Wahabi sendiri. Pembaca dapat dengan mudah membuktikan itu dengan
membaca buku-buku sejarah yang ditulis oleh para penulis berpaham Wahabi, seperti:
1.
Utsman ibnu
Abdullah Ibnu Bisyr dalam bukunya Unwan
al-Majd (alamat kemuliaan), lihat
jilid 1 dari halaman 45 sampai halaman 463, dan jilid 2 dari halaman 28 sampai halaman 286. Buku ini dapat diunduh di alamat
bawah ini:
http://www.4shared.com/get/fjIMbrtp/__-______1.html,
http://www.4shared.com/get/ZXUQnbzs/__-______2.html
2. Asy-Syaikh Hussein
Ghannam dalam bukunya Tarikh
Najd, lihat dari halaman 95 sampai halaman 203. Buku ini dapat diunduh di
alamat:
3. Muhammad Adib Ghalib dalam bukunya Min Akhbar al-Hijaz wa an-Najd (Di Antara Berita tentang Hijaz
dan Najd), lihat pada halaman 58, 59-60, 66-67, 70, 72-73, 92, 101, 104, 106,
111, 114, 123 dan 178. Buku ini dapat diunduh di alamat bawah ini:
4.
Amin ar-Raihani dalam bukunya Tarikh Najd al-Hadits wa Mulhaqatih (sejarah Najd baru dan daerah sekitarnya), lihat dari
halaman 50 s/d 298.[3]
Buku ini dapat diunduh di alamat:
5. Ibrahim ibnu Shalih ibnu Isa dalam bukunya Tarikh Ba’dhi al-Hawadits al-Waqi’ah fi Najd (sejarah sebagian tragedi yang
terjadi di Najd), lihat pada halaman 83-101 dan 113-146.[4] Buku ini dapat
diunduh di salah satu alamat di bawah ini:
6. Abdullah ash-Shalih al-Utsaimin (dosen di Universitas Raja Saud)
dalam bukunya Buhuts wa Ta’liqat fi Tarikh al-Mamlakah al-Arabiyah as-Su’udiyah (Riset dan komentar tentang
sejarah Kerajaan Arab Saudi), lihat pada halaman 5 sampai halaman 12 dan 22
sampai halaman 29.[5]
Buku ini dapat diunduh di alamat bawah ini:
7. Sulaiman ibnu Shalih al-Khurrasyi dalam bukunya Tarikh Najd min Khilal Kitab
ad-Duras as-Saniyyah (sejarah Najd melalui kitab ad-Durar as-Saniyyah), lihat pada
halaman 21-24, 43-47, 73-77, 91-92 dan 321-357.[6] Buku ini dapat diunduh dari
internet pada alamat di bawah ini:
8. Emir Saud ibnu
Hadzlul (Emir Qasim) dalam bukunya Tarikh Muluk Al Saud (sejarah raja-raja Saudi), lihat pada halaman 7-224.[7] Buku ini dapat diunduh di alamat:
9. Aljabarti dalam bukunya Tarikh Aljabarti: ‘Ajaib al-Atsar (Sejarah al-Jabarti:
keajaiban-keajaiban sejarah), dapat dilihat pada poin nomor 3, karena memiliki
kesamaan. Buku ini dapat diunduh di alamat:
10.
Abdurrahman
ibnu Abdul Lathif ibnu Abdullah Alu Syaikh dalam buku yang ditahkik olehnya Unwan al-Majd (alamat kemuliaan), lihat pada
halaman yang sama dengan poin nomor 1 di atas.
Lantas, masihkah Salafi Wahabi
Indonesia mengelak dan memungkiri bukti-bukti ilmiah itu?! Laa hawla wa laa quwwata illa billaah…
[1] Firanda Andirja Abidin, Sejarah Berdarah Sekte Syiah, Membongkar
Koleksi Dusta Syaikh Idahram, Naashirusunnah, tanpa alamat penerbit, cet.
Ke-1, 2012, hal. xviii.
[2] Sebagaimana pengakuan Firanda dalam bukunya “Sejarah Berdarah Sekte
Syi’ah” itu, pada halaman 250 dan 298. Buku ini diterbitkan oleh Naashirusunnah
2012, tanpa alamat penerbit, cetakan pertama.
[3] Lihat: Amin ar-Raihani, Tarikh Najd al-Hadits wa
Mulhaqatih, al-Mathba’ah al-ilmiyah li Yusuf Shadir, Beirut, cetakan
pertama 1928, hal. 50-298
[4] Lihat: Ibrahim ibnu Shalih ibnu Isa (1270-1343 H), Tarikh
Ba’dhi al-Hawadits al-Waqi’ah fi Najd, al-Amanah al-’Amah li al-Ihtifal bi
Murur Mi`ah ‘Am ‘ala Ta`sis al-Mamlakah al-’Arabiyah as-Su’udiyah (Maktabah
al-Malik Fahd al-Wathaniyah) Riyadh 1999 M/1419 H, hal. 83-101 dan 113-146.
[5] Lihat: Abdullah ash-Shalih al-Utsaimin, Buhuts wa
Ta’liqat fi Tarikh al-Mamlakah al-Arabiyah as-Su’udiyah, Maktabah
at-Taubah, cet. ke-2, Riyad
1990, hal. 5-12 & 22-29.
[6] Lihat: Sulaiman ibnu Shalih al-Khurrasyi, Tarikh Najd min Khilal
Kitab ad-Durar as-Saniyyah, ad-Dar al-Arabiyah li al-Mausu’at, cet. ke-1,
Beirut-Lebanon 2007 M, hal. 21-24, 43-47, 73-77, 91-92 dan 321-357.
[7] Lihat: Emir Saud ibnu
Hadzlul (Emir Qasim) Tarikh Muluk Al Saud, cet. Ke-1, 1961 M, Mathabi’ al-Riyadh, Saudi Arabia,
lihat halaman 7-224.
lanjutkan ustad,,bongkar kebohongan2 mereka
BalasHapus