Minggu, 24 Agustus 2014



WAHABI MEMOTONG-MOTONG
TUBUH MUSUHNYA
Oleh: Syaikh Idahram

Dusta Firanda ke-12, dia berkata:
“Penulis Syarif Abdullah ibnu Hasan (yang sangat benci kepada Wahabiyah dan telah menghukum Wahabiyah sebagai Khawarij abad ke-12), meskipun kebenciannya yang begitu mendalam, namun ia tidak nekad berdusta seperti Idahram. Sama sekali ia tidak menyebutkan adanya pembantaian penduduk kota Mekkah. Apalagi pembunuhan sampai ribuan orang, menyiksa dan memotong-motong anggota tubuh mereka sebelum dibunuh. Sungguh ini merupakan kedustaan yang sangat memalukan yang berulang-ulang kali nekad dilakukan oleh Idahram.”[1]
Beginilah kebiasaan buruk ustad Wahabi, tidak malu dalam berdusta secara gamblang dan terus terang, padahal sangat nampak kedustaannya di depan mata. Dia mengaku telah membaca kitab Sidq al-Khabar.[2] Lalu dengan bekal bacaannya itu dia menegaskan kalau penulis buku yang dia baca bukunya itu tidak pernah mengatakan apa yang dikatakan oleh Syaikh Idahram dalam hal Wahabi memotong-motong anggota tubuh musuhnya.
Lalu kalimat apa di bawah ini wahai Firanda dan para pengikutnya dari kalangan Salafi Wahabi, jika bukan memotong anggota tubuh? Lihatlah dalam buku tersebut di halaman 147, maka kalian akan menemukan kalimat-kalimat ini:
Mereka telah membunuh di kota Thaif saja mendekati jumlah 2000 (dua ribu) orang-orang Islam, yang di antara mereka para ulama, orang-orang shaleh, kaum perempuan dan anak-anak. Mereka juga telah membunuh ulama terkemuka keturunan Nabi s.a.w. as-Sayyid Abdullah az-Zawawi dengan cara yang tidak pernah dilakukan orang sebelumnya dalam hal kekejian dan kebengisannya. Mereka mengikat kedua kaki ulama tersebut dengan kuda pacuan, kemudian membiarkan kuda itu berlari menyeret ulama sepuh tersebut jungkir balik di belakangnya hingga putus sendi-sendi tulangnya.[3]
Maasyaa Allah! Hingga putus sendi-sendi tulang Syaikh Abdullah az-Zawawi, yang seorang ulama? Jika ulama keturuan Nabi s.a.w. saja diperlakukan seperti itu oleh Salafi Wahabi, lalu bagaimana dengan manusia lainnya yang bukan ulama, dan bukan keturunan Nabi s.a.w.?!
Lebih dari itu, mari kita buktikan ucapan Firanda tersebut melalui buku-buku sejarah kaum Salafi Wahabi sendiri. Dalam buku-buku sejarah yang dipungkiri Firanda itu terdapat bukti-bukti ilmiah di bawah ini:
1.    Wahabi memotong jari-jemari kaki musuhnya. Lihat kitab Unwan al-Majd, jilid 1  halaman 51 dan 54:
“Dahham terluka dengan dua tembakan, kudanya dibunuh dan jari-jemari kakinya dipotong.”[4]
“Maka Daham memperoleh balasannya setelah itu, kaki dan tangannya dipotong, lalu dia diasingkan ke Dir’iyah. (Di sana) dia hidup selama tiga hari kemudian mati.”[5]
2.    Menghancurkan/mematahkah kaki musuh Wahabi. Lihat kitab Unwan al-Majd, jilid 1 halaman 85.
“Kemudian pasukan (Wahabi) yang bersembunyi menyerang mereka (penduduk Riyadh) sehingga lari. 9 orang lelaki dari penduduk Riyadh dibunuh, di antaranya Fahd ibnu Dawas. Kakinya dihancurkan. Hidup selama 40 hari kemudian mati.”[6]
3.    Memotong tangan dan kaki musuhnya, lalu membuangnya ke Dir’iyah. Lihat kitab Tarikh Najd halaman 99:
“Maka diperintahkan (oleh Wahabi) untuk memotong tangan dan kakinya (Dahham). Lalu dipotonglah kedua tangan dan kakinya, dan diasingkan ke Dir’iyah. Tidak lewat dari tiga hari dia pun mati.”[7]
4.    Memotong-motong kepala musuh dan mengirimkannya kepada pimpinan musuh Wahabi. Lihat Unwan al-Majd hal. 147.
“Maka nampak penduduk Balad oleh mereka, lalu (mereka) membunuh mereka (penduduk Balad) dan mengirimkan kepala-kepalanya (yang terputus) kepada Sa’dun, sehingga dia marah dan murka.”[8]
5.    Menyembelih 300 (tiga ratus) orang lelaki seperti menyembelih binatang. Lihat kitab Tarikh Najd halaman 172.
“Kemudian Saud (dan pasukannya) memilih untuk meninggalkan mereka (Mabraz). Lalu pergi dan berjalan menuju Hufuf. Namun dia (dan pasukannya) tidak berhenti di sana, melainkan melanjutkan perjalanannya ke kampung Fudhul di timur Ahsa. Orang-orang Islam (baca: tentara Wahabi) menyerang kampung tersebut, hingga penduduknya kalah dan tidak bisa kabur, karena orang-orang Islam (baca: tentara Wahabi) telah menguasai seluruh jalan-jalan mereka. Lantas, para penduduknya masuk ke rumah mereka dan berjaga-jaga di dalamnya. Maka orang-orang Islam (baca: tentara Wahabi) masuk ke dalam rumah-rumah mereka dan membunuhi mereka seperti menyembelih hewan. Ada 300 orang lelaki, dibunuh semuanya.
Orang-orang Islam (baca: tentara Wahabi) mengambil semua yang ada di dalam kampung tersebut dari barang-barang yang bisa diangkut seperti uang, beragam senjata, hewan, perhiasan dan makanan, yang itu semua begitu banyak.”[9]
Pikirkanlah! Pikirkanlah wahai para pengaku-aku kebenaran!!!


[1] Firanda, Sejarah Berdarah Sekte Syiah, op. cit., hal. 300.
[2] Sebagaimana pengakuan Firanda dalam bukunya “Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah” itu, pada halaman 250 dan 298. Buku ini diterbitkan oleh Naashirusunnah 2012, tanpa alamat penerbit, cetakan pertama.
[3] Abdullah bin Hasan asy-Syarif, Sidq al-Khabar, op. cit., hal. 147.
[4] Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd, op. cit., hal. 51.
[5] Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd, op. cit., hal. 54.
[6] Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd, op. cit., hal. 85.
[7] Ibnu Ghannam, Tarikh Najd, op. cit., hal. 99.
[8] Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd, op. cit., jilid, 1, hal. 147.
[9] Ibnu Ghannam, Tarikh Najd, op. cit., hal. 172.

3 komentar:

Sample Text

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget