SYAIKH IDAHRAM TUKANG DUSTA?
Firanda dalam bukunya “Sejarah Berdarah
Sekte Syi’ah, Membongkar Koleksi Dusta Syaikh Idahram” secara bertubi-tubi
telah menuduh Syaikh Idahram[1] tidak
punya rasa malu, tukang berdusta, sering mengigau, suka dongeng, Syiah dan lain
sebagainya dari caci maki dan sumpah-serapahnya.
Dalam bukunya itu dia mengatakan di
antaranya:
“Penulis buku tersebut menamakan dirinya seorang syaikh,
tetapi setelah penulis meneliti isi bukunya ternyata ia hanyalah seorang Syaikh
Pendongeng!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. xvii)
“Ketiga, kedustaan yang banyak dilakukan Idahram,
hal ini merupakan kebiasaan kaum Syi’ah yang gemar berdusta…” (Sejarah Berdarah
Sekte Syi’ah… hal. xix)
Firanha semakin mempertegas tuduhannya, dia menulis judul
besar dalam bukunya itu begini:
“SEJARAH DUSTA VERSI IDAHRAM, KOLEKSI KEDUSTAAN IDAHRAM”
(Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 245)
“DONGENG IDAHRAM. Buku Idahram yang berjudul Sejarah
Berdarah Sekte Salafi Wahabi, Mereka Membunuh Semuanya Termasuk Para Ulama,
ternyata berisi terlalu banyak kedustaan dan manipulasi…” (Sejarah Berdarah
Sekte Syi’ah… hal. 248)
“Sungguh ini merupakan kedustaan yang sangat memalukan…
Idahram benar-benar pendusta… Sungguh menyedihkan, buku yang isinya kedustaan
ini diberi kata pengantar oleh tokoh sekelas Arifin Ilham dan Dr. Said Aqil
Siradj!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 301)
“EMPAT KEDUSTAAN LAIN OLEH IDAHRAM TERHADAP KITAB UNWAN
AL-MAJD” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 310)
“Hal ini jelas-jelas kedustaan… Entah dari mana Idahram
mengambil dongeng ini!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 321)
“TIGA KEDUSTAAN IDAHRAM (ATAS BUKU TARIKH NAJD)” (Sejarah
Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 322)
“Ini sungguh merupakan perkara yang sangat memalukan dari
Idahram, kedustaan yang bertubi-tubi. Semua itu ia lakukan hanya karena ingin
menipu… (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 324)
“…Sungguh sangat memalukan dan menunjukkan buruknya
perangai Idahram yang tukang berdusta. Tidak malu berdusta tiga kali
berturut-turut dalam satu tempat!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal.
328)
“Setelah itu, untuk memantapkan kedustaannya ia
menyandarkan semua informasi ini kepada kitab Unwan al-Majd. Ini jelas
merupakan kedustaan besar. Idahram selalu berdusta untuk menggambarkan kekejian
kaum Wahabi.” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 328)
“Namun setelah saya mengecek langsung kitab Unwan
al-Majd, maka seperti biasa ternyata Idahram sedang melaksanakan aksinya ‘berdusta
dan bertipu muslihat’…” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 330)
“Maka ini merupakan kedustaan yang nyata dan dongeng yang
dibuat oleh Idahram. Sama sekali nukilan ini tidak ada dan tidak ada kaitannya
dengan peristiwa tahun 1221 H. Dan sangat tampak kedustaan dari dongeng kreasi
Idahram… Sungguh memalukan Idahram ini, suka berdongeng tapi dongengnya tidak
masuk akal. Idahram berdusta, tapi alhamdulillah ia tidak pandai
berdusta!” (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 332)
“Demikianlah para Pembaca budiman, sekian banyak kedustaan
Idahram yang sempat saya cek dan teliti, dan tentunya masih banyak
kedustaan-kedustaan yang ia lancarkan. Tetapi apa yang saya sebutkan di atas
sudah cukup untuk menjelaskan hakikat Idahram sang pendongeng anti Wahabi!”
(Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah… hal. 333)
Begitulah kurang lebih di antara tuduhan dan caci-maki dari
salah seorang Ustad Salafi Wahabi yang bernama Firanda Andirja Abidin. Mungkin
buku itu dapat memuaskan nafsu dan keinginan kaum Salafi Wahabi dalam
mempermalukan dan menginjak-injak orang yang mengkritisinya. Seakan-akan apa
yang dituduhkan oleh Firanda dalam bukunya itu benar!
Begitu pula, barangkali puas rasanya hati Firanda memuntahkan
semua tuduhan dan caci-makinya kepada penulis yang bernama pena Syaikh Idahram!
Sehingga, karena saking busuk dan jahatnya Syaikh Idahram dalam
pandangan mereka, ada di antara pengikutnya yang sengaja memprovokasi umat
Islam dengan pertanyaan provokatif yaitu, bolehkah darah Syaikh Idahram
ditumpahkan? (baca: bolehkah dibunuh!) Dan uniknya, pertanyaan itu selalu
dipajang dan dipertahankan berbulan-bulan di websitenya Firanda[2] tanpa
dihapus, yang menandakan pola pikirnya sama. Bentuk surat elektronik dari orang
yang bernama Abu Saif (Bapak Pedang) itu seperti di bawah ini:
Begitu
juga dengan seorang pengguna jejaring sosial Facebook bernama “Asyari Ari”
ketika mengomentari tentang Syaikh Idahram, dia berkata, “(Syaikh Idahram) halal
darahnya…”[3]
sebagaimana scan komentar pacebooknya di bawah ini:
[1] Syaikh Idahram adalah
nama pena penulis, sebagaimana telah dijelaskan siapa sosok syaikh Idahram itu
pada bagian akhir buku ke-3 penulis yang berjudul “Ulama Sejagad Menggugat
salafi Wahabi” terbitan Pustaka Pesantren, Yogyakarta.
[2] Surat
elektronik di website Firanda tersebut ada dari tanggal 11 Nopember 2013.
Terakhir dilihat oleh penulis tanggal 3 Pebruari 2013, artinya pemajangan
pertanyaan provokatif itu sudah berjalan 3 bulan dan memang sengaja
dipertahankan. Silahkan lihat di
alamat: http://www.firanda.com/index.php/artikel/bantahan/344-membongkar-koleksi-dusta-syaikh
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusBEGITULAH AKHLAK BAHLUL WAHABI
HapusFiranda sangat semangat (kalap) bilang 'dusta dusta dan dusta'. Tapi yang dusta sebenarnya siapa, Firanda atau Syaikh Idahram?
BalasHapusIdarham...knp nga di terima aja ajakan firanda untuk dialog terbuka
BalasHapusMana berani om indra
Hapusditantang debat sama ust firanda kok gak berani? buktikan dong klo ustad idahram benar? jangan cuma ngeracuni fikiran mereka yg awam
BalasHapusNgajak debat atau pamer dusta? tabakan saya paling ingin pamer kepiawaiannya dalam berdusta. buktinya dah jelas didepan mata. jaman kanjeng rasul dulu juga ada orang yg piawai berdusta dan mengaku nabi, sampai dia dpt gelar al kadzab. sekarang ternya ada orang yg juga piawai dalam berdusta tapi ini orang indonesia. jadi kalau mau dikasih gelar nestinya juga gelar dg bahasa indonedia, misalnya FIRANDA SANG PENDUSTA
BalasHapus