WAHABI MEMOTONG-MOTONG
TUBUH MUSUHNYA
Oleh: Syaikh Idahram
Dusta Firanda ke-12, dia berkata:
“Penulis Syarif Abdullah ibnu
Hasan (yang sangat benci kepada Wahabiyah dan telah menghukum Wahabiyah sebagai
Khawarij abad ke-12), meskipun kebenciannya yang begitu mendalam, namun ia tidak nekad berdusta seperti
Idahram. Sama sekali ia tidak
menyebutkan adanya pembantaian penduduk kota Mekkah. Apalagi pembunuhan
sampai ribuan orang, menyiksa dan memotong-motong
anggota tubuh mereka sebelum dibunuh. Sungguh ini merupakan kedustaan yang
sangat memalukan yang berulang-ulang kali nekad dilakukan oleh Idahram.”[1]
Beginilah
kebiasaan buruk ustad Wahabi, tidak malu dalam berdusta secara gamblang dan
terus terang, padahal sangat nampak kedustaannya di depan mata. Dia mengaku
telah membaca kitab Sidq al-Khabar.[2] Lalu dengan
bekal bacaannya itu dia menegaskan kalau penulis buku yang dia baca bukunya itu
tidak pernah mengatakan apa yang dikatakan oleh Syaikh Idahram dalam hal Wahabi
memotong-motong anggota tubuh musuhnya.
Lalu kalimat apa di bawah ini
wahai Firanda dan para pengikutnya dari kalangan Salafi Wahabi, jika bukan
memotong anggota tubuh? Lihatlah dalam buku tersebut di halaman 147, maka
kalian akan menemukan kalimat-kalimat ini:
“Mereka telah membunuh di kota Thaif saja
mendekati jumlah 2000 (dua ribu) orang-orang Islam, yang di antara
mereka para ulama, orang-orang shaleh, kaum perempuan dan anak-anak. Mereka
juga telah membunuh ulama terkemuka keturunan Nabi s.a.w. as-Sayyid Abdullah
az-Zawawi dengan cara yang tidak pernah dilakukan orang sebelumnya dalam hal
kekejian dan kebengisannya. Mereka
mengikat kedua kaki ulama tersebut dengan kuda pacuan, kemudian membiarkan kuda
itu berlari menyeret ulama sepuh tersebut jungkir balik di belakangnya hingga
putus sendi-sendi tulangnya.[3]
Maasyaa Allah! Hingga putus sendi-sendi tulang Syaikh Abdullah
az-Zawawi, yang seorang ulama? Jika ulama keturuan Nabi s.a.w. saja
diperlakukan seperti itu oleh Salafi Wahabi, lalu bagaimana dengan manusia
lainnya yang bukan ulama, dan bukan keturunan Nabi s.a.w.?!
Lebih dari itu, mari kita buktikan
ucapan Firanda tersebut melalui buku-buku sejarah kaum Salafi Wahabi sendiri.
Dalam buku-buku sejarah yang dipungkiri Firanda itu terdapat bukti-bukti ilmiah
di bawah ini:
1.
Wahabi memotong jari-jemari kaki
musuhnya. Lihat kitab Unwan al-Majd,
jilid 1 halaman 51 dan 54:
“Dahham
terluka dengan dua tembakan, kudanya dibunuh dan jari-jemari kakinya dipotong.”[4]
“Maka
Daham memperoleh balasannya setelah itu, kaki dan tangannya dipotong, lalu dia
diasingkan ke Dir’iyah. (Di sana) dia hidup selama tiga hari kemudian mati.”[5]
2.
Menghancurkan/mematahkah kaki
musuh Wahabi. Lihat kitab Unwan al-Majd,
jilid 1 halaman 85.
“Kemudian
pasukan (Wahabi) yang bersembunyi menyerang mereka (penduduk Riyadh) sehingga
lari. 9 orang lelaki dari penduduk Riyadh dibunuh, di antaranya Fahd ibnu
Dawas. Kakinya dihancurkan. Hidup selama 40 hari kemudian mati.”[6]
3.
Memotong tangan dan kaki musuhnya,
lalu membuangnya ke Dir’iyah. Lihat kitab Tarikh
Najd halaman 99:
“Maka
diperintahkan (oleh Wahabi) untuk memotong tangan dan kakinya (Dahham). Lalu
dipotonglah kedua tangan dan kakinya, dan diasingkan ke Dir’iyah. Tidak lewat
dari tiga hari dia pun mati.”[7]
4.
Memotong-motong kepala musuh dan
mengirimkannya kepada pimpinan musuh Wahabi. Lihat Unwan al-Majd hal. 147.
“Maka
nampak penduduk Balad oleh mereka, lalu (mereka) membunuh mereka (penduduk
Balad) dan mengirimkan kepala-kepalanya (yang terputus) kepada Sa’dun, sehingga
dia marah dan murka.”[8]
5.
Menyembelih 300 (tiga ratus) orang
lelaki seperti menyembelih binatang. Lihat kitab Tarikh Najd halaman 172.
“Kemudian Saud (dan pasukannya)
memilih untuk meninggalkan mereka (Mabraz). Lalu pergi dan berjalan menuju
Hufuf. Namun dia (dan pasukannya) tidak berhenti di sana, melainkan melanjutkan
perjalanannya ke kampung Fudhul di timur Ahsa. Orang-orang Islam (baca: tentara
Wahabi) menyerang kampung tersebut, hingga penduduknya kalah dan tidak bisa
kabur, karena orang-orang Islam (baca: tentara Wahabi) telah menguasai seluruh
jalan-jalan mereka. Lantas, para penduduknya masuk ke rumah mereka dan
berjaga-jaga di dalamnya. Maka orang-orang Islam (baca: tentara Wahabi) masuk
ke dalam rumah-rumah mereka dan membunuhi mereka seperti menyembelih hewan.
Ada 300 orang lelaki, dibunuh semuanya.
Orang-orang Islam (baca: tentara
Wahabi) mengambil semua yang ada di dalam kampung tersebut dari barang-barang
yang bisa diangkut seperti uang, beragam senjata, hewan, perhiasan dan makanan,
yang itu semua begitu banyak.”[9]
Pikirkanlah!
Pikirkanlah wahai para pengaku-aku kebenaran!!!
[2] Sebagaimana pengakuan Firanda dalam bukunya “Sejarah Berdarah Sekte
Syi’ah” itu, pada halaman 250 dan 298. Buku ini diterbitkan oleh Naashirusunnah
2012, tanpa alamat penerbit, cetakan pertama.